Ide Bisnis Dalam Kemacetan Lalu Lintas

macet-1-450x300Siapa yang tidak merasa kesal di saat berada dalam kemacetan lalu lintas? Tak hanya di kota Jakarta, di seluruh belahan dunia, kemacetan lau lintas bukanlah hal baru. Sebuah penelitian menunjukkan sebanyak 71% dari para pekerja yang diteliti justru menemukan ide-ide bisnis kreatifnya di saat terjebak dalam kemacetan parah di jalan raya.
Jasa informasi jalan
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa ditemui sejumlah layanan khusus yang memantau kepadatan arus kendaraan di ruas-ruas jalan utama. Informasi yang disediakan ini selalu diperbarui secara real time. Isinya tentu mengenai potensi kecelakaan di jalan tersebut, cuaca terkini, serta ada tidaknya pekerjaan umum perbaikan jalan yang bisa mengakibatkan kemacetan seperti pengaspalan, perbaikan saluran air, kabel telepon, atau penerapan aturan khusus di ruas jalan tertentu di waktu-waktu tertentu, dan sebagainya. Sehingga bagi yang hendak melewati ruas jalan tertentu, kita bisa mengetahui keadaannya sebelum melewatinya. Ini cara paling efektif untuk hindari kemacetan sekaligus berkendara dengan selamat dan nyaman.

Lalu bagaimana caranya mengambil keuntungan dari jasa ini jika para pengguna informasi tidak diharuskan berlangganan dengan biaya tertentu? Bentuk langganan ini bisa berupa pengiriman laporan keadaan ruas jalan terkini di wilayah tertentu melalui GPS di ponsel atau perangkat yang terpasang di mobil. Dalam layanan gratis ini, pihak penyelenggara jasa bisa menarik untung dengan memasang iklan, dan sebagainya.

Jasa pelepas stres
Meski agak terdengar absurd tetapi kita bisa menawarkan jasa pijat kaki atau foot massage di sekitar jalur kemacetan. Bagi mereka yang sudah lelah di kendaraan selama berjam-jam tidak akan sanggup menolak tawaran ini. Kita bisa menggunakan sebuah lokasi yang tetap atau menggunakan mobil van yang lapang sehingga pelanggan bisa dipijat dengan nyaman dan leluasa. Selain itu, Kita bisa juga pikirkan sebuah jasa salon bergerak yang siap siaga di jalur kemacetan di mana kaum Hawa bisa melepas penat sembari merawat diri.

Penyewaan kamar
Kita bisa menyewakan kamar di properti yang terletak di jalur kemacetan agar para pengguna jalan yang frustrasi ini bisa setidaknya meluruskan kaki mereka dengan leluasa karena berada dalam kendaraan selama berjam-jam membuat peredaran darah terhambat dan otomatis membuat stres secara fisik. Untuk tarif menginap bisa sesuaikan dengan melihat mayoritas pengguna jalan yang melewati jalur tersebut. Akan lebih lengkap lagi jika layanan kamar Anda dilengkapi dengan penyediaan makanan dan minuman. Jadi siapa bilang properti di jalur macet tidak bisa menghasilkan uang?

Menjual makanan dan minuman sehat
Kita sudah biasa menemui para pedagang asongan yang menawarkan makanan dan minuman kemasan/ siap saji yang bernilai gizi rendah. Nah, bagaimana jika menjual makanan dan minuman yang lebih sehat? Misalnya daripada menjual popcorn, Anda bisa jual jagung manis rebus. Pastikan untuk mengemas makanan tersebut dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan sehingga membuat image produk berbeda dari yang lain.

Perpustakaan keliling
Kita sudah tidak asing dengan konsep ini. Tapi bagaimana jika mengkhususkan perpustakaan keliling itu untuk mereka yang berada di jalur kemacetan. Membaca di tengah kepenatan mungkin bukan pilihan semua orang tetapi setidaknya ini adalah alternatif mengisi waktu yang bernilai positif.

Toilet umum
Hal yang paling tidak mengenakkan selama terjebak kemacetan mungkin adalah saat seseorang ingin membuang hajat tetapi tidak bisa menemukan toilet terdekat. Padahal dampak kesehatan yang bisa timbul akibat menunda kebutuhan satu ini membahayakan tubuh dalam jangka panjang. Kita bisa menggunakan ini sebagai peluang bisnis sekaligus memberikan solusi bagi mereka yang terjebak macet.

5 pemikiran pada “Ide Bisnis Dalam Kemacetan Lalu Lintas

  1. […] dari penemuan produk baru, teknologi, system, dan program baru. Atau bahkan menulis buku dengan ide-ide bisnis yang baru pun bisa di perhitungkan. Penemuan baru apalagi khas dan unik, sangat berpeluang menembus […]

Tinggalkan komentar